Selasa, 25 Oktober 2016

LAPORAN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT



BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi, dan singkong. Di samping itu, Indonesia juga dikenal dengan hasil perkebunannya, antara lain karet (bahan baku ban), kelapa sawit (bahan baku minyak goreng), tembakau (bahan baku obat dan rokok), kapas (bahan baku tekstil), kopi (bahan minuman), dan tebu (bahan baku gula pasir. Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor penyumbang devisa yang tinggi bagi negara. Banyak jenis tanaman perkebunan di Indonesia yang memiliki nilai jual tinggi dalam pasar internasional salah satunya yaitu kelapa sawit. Kelapa sawit (Elaeis) adalah tanaman perkebunan  penting penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia.  Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dilakukan kegiatan perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada dan intensifikasi.  Pelaku usahatani kelapa sawit di Indonesia terdiri dari  perusahaan perkebunan besar swasta, perkebunan negara dan perkebunan rakyat.  Usaha perkebunan kelapa sawit rakyat umumnya dikelola dengan model kemitraan dengan perusahaan besar swasta dan perkebunan negara (inti – plasma).  Khusus untuk perkebunan sawit rakyat, permasalahan umum yang dihadapi antara lain rendahnya produktivitas dan mutu produksinya.
Produktivitas kebun sawit rakyat rata-rata 16 ton Tandan Buah Segar (TBS) per ha, sementara potensi produksi bila menggunakan bibit unggul sawit  bisa mencapai 30 ton TBS/ha. Produktivitas CPO (Crude Palm Oil) perkebunan rakyat hanya mencapai rata-rata 2,5 ton CPO per ha dan 0,33 ton minyak inti sawit (PKO) per ha, sementara di perkebunan negara rata-rata menghasilkan 4,82 ton CPO per hektar dan 0,91 ton PKO per hektar, dan  perkebunan swasta rata-rata menghasilkan 3,48 ton CPO per hektar dan 0,57 ton PKO per hektar. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas perkebunan sawit rakyat tersebut adalah karena teknologi produksi yang diterapkan masih relatif sederhana, mulai dari pembibitan sampai dengan panennya. Dengan penerapan teknologi budidaya yang tepat, akan berpotensi untuk peningkatan produksi kelapa sawit.
Pemeliharaan tanaman kelapa sawit merupakan salah satu upaya untuk emningkatkan kualitas serta produktifitas yang dihasilkan. Sebagai tanaman perkebunan tahunan, kelapa sawit memerlukan perawatan yang khusus dibandingkan dengan tanaman musim lainnya. Pemeliharaan kelapa sawit yang biasa dilakukan oleh petani pada umumnya terdiri dari kegiatan pemangkasan dan pemupukan. Pemangkasan dilakukan untuk tujuan agar pertumbuhan tanaman dapat lebih optimal serta memudahkan dalam pemanenan. Sedangkan pemupukan tanaman kelapa sawit bertujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit agar dapat berproduksi dan menghasillkan buah secara maksimal. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dilakukan selama beberapa periode tertentu saja untuk tetap menjaga pertumbuhan tanaman kelapa sawit dalam keadaan yang optimal. Terdapat macam pemangkasan serta penunasan yang dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawit. Kegiatan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat khusus agar lebih memudahkan dan menghemat waktu dalam pemeliharaan. Karakteristik dari tanaman kelapa sawit yang banyak ditumbuhi oleh duri pada bagian daunnya, menjadikan tanaman kelapa sawit berbeda dengan tanaman lainnya seperti kopi ataupun kakao dalam melakukan pemeliharaannya.


1.2  Tujuan
1.      Untuk mengetahui bagaimana cara memangkas kelapa sawit dengan benar.
2.      Menentukan bilangan pelepah yang perlu ditinggalkan diatas pohon supaya senantiasa mencukupi untuk member keluasan daun yang optimum.


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia memiliki potensi alamiah yang baik untuk pengembangan sektor pertanian. Salah satu sub sektor pertanian yang mampu memberikan pertumbuhan ekonomi adalah subsektor perkebunan. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan di Indonesia yang memiliki prospek dan mendominasi produksi kawasan Asia Tenggara bahkan tingkat dunia. Mengingat semakin meningkatnya permintaan akan bahan minyak sawit dan peranannya bagi perekonomian Indonesia, maka untuk mempertahankan dan terus meningkatkan produksinya agar berkesinambungan perlu diusahakan bibit yang sehat dan bermutu tinggi ( Nurahmi, E dkk., 2010 ).
Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq Ppalmae) adalah tanaman perkebunan penting penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia. Diperkirakan pada tahun 2009, Indonesia akan menempati posisi pertama produsen sawit dunia. Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dilakukan kegiatan perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada dan intensifikasi. Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit antara 5-7 jam/hari. Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm, temperatur optimal 24-28 ºC. Ketinggian tempat yang ideal untuk sawit antara 1-500 m dpl (di atas permukaan laut). Kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80-90% dan kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0-5,5 ( Kiswanto, dkk., 2010 ).  
Kelapa sawit adalah tanaman tropis yang masuk sekitar 2 dekade di wilayah Asia tenggara. Kelapa sawit vegetatif dikategorikan sebagai proyek industri yang strategis. Kelapa sawit menjadi sektor yang menyumbang pendapatan bagi negara seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand (Nizam dan Te-chato, 2012). Kelapa sawit bisa dijadikan pula sebagai obat herbal. Hal ini menyangkut kelapa sawit bisa dijadikan obat beberapa penyakit. Salah satu penyakit yaitu liver. Cara penggunaannya yaitu dengan dilakukan in vitro antioksidan dan  in vivo hepatoprotektif ( Vijayarathna, dkk., 2012 ). Menurut Razali et al. (2012) kelapa sawit biasanya monoceous dengan baik bunga jantan dan betina pada pohon yang sama. Kelapa sawit adalah salib penyerbukan dan agen penyerbukan utama adalah kumbang, Elaeidobius kamerunicus.
Keberhasilan budidaya suatu jenis komoditas tanaman sangat tergantung kepada kultivar tanaman yang ditanam, agroekologis/lingkungan tempat tumbuh tempat melakukan budidaya tanaman dan pengelolaan yang di - lakukan oleh petani/pengusaha tani. Khusus mengenai lingkungan tempat tumbuh (agro-ekologis), walaupun pada dasarnya untuk memenuhi persyaratan tumbuh suatu tanaman dapat direkayasa oleh manusia, namun memerlukan biaya yang tidak sedikit . Dalam rangka pengembangan suatu komoditas tanaman, pertama kali yang harus dilakukan mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian mencari wilayah yang mempunyai kondisi agroekologis/faktor tempat tumbuh yang relatif sesuai (Sasongko, 2010).
Benih kelapa sawit untuk calon bibit harus dihasilkan dan dikecambahkan oleh lembaga resmi yang ditunjuk oleh pemerintah. Proses pengecambahan dilakukan dengan melepas tangkai tandan buah dari spikletnya, lalu diperam selama 3 hari. Selanjutnya masukkan buah ke mesin pengaduk untuk memisahkan daging buah dari biji. Cuci biji dengan air, lalu rendam dalam air selama 6-7 hari, ganti air rendaman setiap hari, rendam biji tadi dalam Dithane M-45 konsentrasi 0,2% selama 2 menit, lalu kering anginkan. Masukkan biji kelapa sawit tersebut kedalam kaleng pengecambahan dan simpan di dalam ruangan bertemperatur 390 dengan kelembaban 60-70% selama 60 hari. Setiap 3 hari benih di kering anginkan selama 3 menit (Lubis, dkk., 2008)
Kebutuhan benih kelapa sawit meningkat setiap tahun tetapi tidak seimbang dengan ketersediaan benih. Altenatif penyediaan bibit unggul dilakukan melalui perbanyakan kultur jaringan yang diperkirakan dapat menjawab kebutuhan benih sawit saat ini. Namun proporsi kelapa sawit yang berasal dari embrio somatik  hasil kultur jaringan memperlihatkan fenotip varian somaklonal  mantel (Hetaharie, 2010). Seperti halnya penanaman kelapa sawit pada lahan mineral, penanaman kelapa sawit pada lahan gambut memiliki beberapa kendala, satu di antaranya ialah permasalahan gulma (Syahputra, 2011).
Bibit kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) yang berkualitas di peroleh dari induk yang mempunyai genotipe dengan sifat-sifat yang unggul. Selain sifat unggul yang berperan dalam menghasilkan bibit berkualitas adalah pemeliharaan bibit, meliputi pemupukan dan pengelolaan air. Pemupukan dan pengelolaan air sangat dipengaruhi pertumbuhan bibit kelapa sawit. Pemupukan bibit kelapa sawit dapat dilakukan dengan penambahan pupuk anorganik dan organik. Penambahan pupuk organik seperti kompos bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Perbaikan sifat fisika tanah dengan penambahan bahan organik dapat terjadi karena bahan organik berperan sebagai perekat (cement agent) yang menstimulir pembentukan agregat tanah. Pembentukan agregat tanah akan mempengaruhi persentase pori di dalam tanah. Perubahan tersebut berakibat pada kemampuan tanah menahan air, permeabilitas, tingkat infiltrasi dan aerasi. Perubahan ini ikut memperbaiki kesuburan biologi tanah. Bahan organik selain memperbaiki sifat fisika juga memperbaiki kesuburan kimia tanah. Perbaikan kesuburan kimia oleh bahan organik bukan karena penambahan hara dari bahan organik yang umumnya mempunyai kandungan hara yang rendah. Akan tetapi dikarenakan kemampuan bahan organik mengubah daya tukar kation tanah. Daya tukar kation meningkat pada tanah yang diberikan bahan organik karena perombakan bahan organik menghasilkan asam-asam dan basa-basa yang dapat meningkatkan pertukaran ion dari tanah pada komplek jerapan. Hal ini dikarenakan secara alami bahan organik seperti kompos, tanah gambut, humus, mempunyai daya tukar kation 300-400 meq/100 gram tanah sedangkan partikel tanah misalnya liat sebagai jenis tanah mineral yang daya tukar kation tertinggi hanya mempunyai kapasitas tukar kation 38 meq/100 gram tanah. ( Ichsan, dkk., 2012).
Penggunaan mekanisasi dalam penanaman kelapa sawit contohnya dengan menggunakan mesin untuk mempercepat dan mencoba untuk lebih menjaga kondisi fisik tanah untuk menjaga pertumbuhan dan fungsi akar. Fungsi akar untuk tumbuh dan menelusuri tanah untuk mencari air dan nutrisi merupakan faktor penting untuk menjaga pertumbuhan kelapa sawit. Kondisi fisik tanah juga akan mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup tanaman kelapa sawit (Yahya, et al., 2010).
Pemangkasan daun bertujuan untuk  memperoleh pohon yang bersih dengan jumlah daun yang optimal dalam satu pohonserta memudahkan pamanenan. Memangkas daun dilaksanakan sesuai dengan umur/tingkat pertumbuhan tanaman. Macam-macam pemangkasan : 1. Pemangkasan pasir, yaitu pemangkasan yang dilakukan terhadap tanaman yangberumur 16-20 bulan dengan maksud untuk membuang daun-daun kering dan buahbuah pertama yang busuk. Alat yang digunakan adalah jenis linggis bermata lebar dan tajam yang disebut dodos. 2. Pemangkasan produksi, yaitupemangkasan yang dilakukan pada umur 20-28 bulan dengan memotong daun-daun tertentu sebagai persiapan pelaksanaan panen. Daun yang dipangkas adalah songgo dua (yaitu daun yang tumbuhnya saling menumpuk satu sama lain), juga buah- buah yang busuk. Alat yang digunakan adalah dodos seperti pada pemangkasan pasir. 3. Pemangkasan pemeliharaan, adalah pemangkasan yang dilakukan setelah tanaman berproduksi dengan maksud membuang daun-daun songgo duasehingga setiap saat pada pokok hanya terdapat daun sejumlah 28-54 helai. Sisa daun pada pemangkasan ini harus sependek mungkin, agar tidak mengganggu kegiatan panen (Kiswanto, 2010).



BAB 3. METODOLOGI

3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan Acara Morfologi Tanaman Kelapa Sawit dilaksanakan pada Sabtu, 31 November 2015 bertempat di Agrotechnopark Jubung Fakultas Pertanian Universitas Jember pukul 15.00 WIB sampai selesai.

3.2  Alat dan bahan
3.2.1        Alat
1.      Dodos

3.2.2        Bahan
1.      Kelapa sawit

3.3  Cara Kerja
1.      Memotong pelepah daun terbawah dengan meninggalkan bagian pangkal pelepah sepanjang 2 ± 3 cm atau selebar tandan buah sawit. Tanaman muda (kurang 4 tahun) ± buang pelepah kering saja. Umur tanaman 4 ± 7 tahun jumlah pelepah yang dipertahankan 48 ± 56 pelepah/pokok. Tinggalkan 2 pelepah di bawah tandan hitam terakhir.
2.      Umur pokok 8 ± 14 tahun jumlah pelepah yang dipertahankan 4 – 48 pelepah/pokok. Tinggalkan 1 pelepah di bawah tandan hitam yang terakhir.
3.      Umur pokok melebihi 15 tahun pelepah yang dipertahankan 32 ± 40 pelepah/pokok. Tinggalkan 1 pelepah di bawah tandan hitam terakhir.



BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No.
Gambar
Keterangan
1



Gambar tanaman kelapa sawit yang akan dipangkas. Tanaman yang belum mengalami pemangkasan masih terdapat pelepah - pelepah daun yang lebat dan saling berdempetan serta jika dilihat banyaknya pelepah daun tidak proporsional.
2



Gambar percontohan kegiatan pemangkasan kelapa sawit.

Pemangkasan kelapa sawit dilakukan pada bagian batang bawah yang tidak bagus pertumbuhannya.

Pemangkasan kelapa sawit menggunakan alat yang disebut dengan dodos, egrek dan lain-lain.
3


-     Pelaksanaan pemangkasan tanaman kelapa sawit yang dilakukan oleh praktikan.
-     Pemangkasan kelapa sawit dilakukan agar memperoleh jumlah pelepah daun yang optimal sehingga pertumbuhan tanaman berjalan maksimal.
-     Pemangkasan menggunakan dodos.
-     Pemangkasan dengan membuang daun - daun kering, bunga yang kering, dan pelepah bawah yang bergerombolan.


4



Gambar salah satu praktikan yang melakukan pemangkasan kelapa sawit menggunakan dodos.
5



Gambar tanaman kelapa sawit yang sudah dipangkas.

Tanaman yang sudah dipangkas terlihat bersih.

Pemangkasan hanya menyisakan bagian batang yang efektif saja.

4.2 Pembahasan
            Berdasarkan data yang telah diperoleh, kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit terdiri dari pemangkasan dan pemupukan. Kegiatan pemangkasan dilakukan dengan menggunakan alat seperti dodos, sabit, ataupun parang. Pemangkasan yang dilakukan yaitu pada bagian tanaman kelapa sawit terutama daun yang kering serta bagian pelepah yang sudah tidak produktif lagi. Tanaman kelapa sawit yang belum dilakukan pemangkasan akan masih banyak terdapat cabang-cabang yang kering serta beberapa bagian yang terserang hama penyakit. Pada bagian areal pertanaman masih terdapat banyak ditumbuhi oleh gulma ataupun tanaman liar yang perlu dibersihkan. Cabang-cabang yang dipangkas merupakan cabang dengan ciri-ciri terserang penyakit ataupun hama dan daun-daun yang kering. Agar lebih memudahkan dalam pemangkasan  maka digunaka alat seperti parang atau dodos yang digunakan untuk memotong bagian yang diinginkan. Tanaman yang telah dipangkas akan Nampak lebih bersih dan rapi. Kondisi ini akan memudahkan dan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit terutama dalam mendapatkan sinar matahri sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih optimal. Setelah tanaman kelapa sawit selesai dipangkas, maka selanjutnya dapat dilakukan pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan membersihkan laha terlebih dahulu dari rerumputan yang tumbuh liar hingga sekitar lahan pertanaman menjadi bersih dan penyerapan unsur hara ataupun pupuk yang diberikan dapat optimal.sebelum dilakukan pengapikasian, dilakukan pembuatan parit terlebih dahulu atau piringan yang berfungsi untuk meletakkan pupuk. Pembuatan parit atau piringan ini dilakukan sedalam 10 – 15 cm dengan bentuk melingkari tanaman kelapa sawit dengan diameter lingkaran 1 – 1,5 meter. Pupuk yang diaplikasikan terdiri dari pupuk N, P, dan K. pupuk diaplikasikan dengan cara merata pada bagian piringan selanjutnya ditutup kembali dengan menggunakan tanah. Penutupan ini bertujuan untuk mengurangi penguapan yang terjadi ataupun leaching akibat hujan. Setelah ditutup dengan tanah selanjutnya dilakukan penyiraman dengan menggunakan air dengan tujuan agar pupuk yang diaplikasikan dapat meresap dan mudah diperoleh oleh akar tanaman kelapa sawit. Lahan atau areal pertanaman yang telah dilakukan pemangkasan dan pumupuna kana tampak lebih rapid an bersih sehingga pertumabahan tanaman dapat lebih optimal dan produksi yang dihasilkan meningkat.
Pemupukan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam menunjang produksi suatu tanaman terutama tanaman kelapa sawit. Dalam pemupukan kelapa sawit terdapat beberapa jenis pupuk yang dapat diapikasikan sesuai dengan kebutuhan kelapa sawit yang dibudidayakan. Jenis pupuk untuk kelapa sawit dapat berupa pupuk tunggal, pupuk campuran, pupuk majemuk, dan pupuk organik. Pemilihan jenispupuk, disarankan agar hati-hati karena banyak beredar di pasaran berbagai bentuk dan komposisi hara. Berbagai jenis pupuk diuraikan sebagai berikut :
a.       Pupuk tunggal merupakan pupuk yang mengandung satu jenishara utama. Pupuk tunggal yang dipergunakan perkebunan kelapa sawit dalam memenuhi kebutuhan hara makro bagi tanaman kelapa sawit.
b.      Pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung beberapa unsur hara yang dikombinasikan dalam satu formulasi. Pada dasarnya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit. Keuntungan penggunaan pupuk majemuk adalah semua unsur hara utama diaplikasikan dalam satu rotasi pemupukan. Selain itu, penggunaan pupuk majmuk dalam pemupukan kelapa sawit dapat menghemat dan mengiefisiensikan waktu serta baiaya pengeluaran.
Dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawit, kegiatan pemupukan harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Menurut Kiswanto (2010) menyatakan bahwa dosis yang digunakan pada pertanaman kelapa sawit harus sesuai dengan ketersediaan unsur hara dalam tanah dan yang mampu diserap oleh tanaman. Pupuk harus tersedia pada waktu yang ditentukan, sehingga keberadaannya tidak menjadikan suatu hambatan bagi tanaman yang akan dipupuk. Adapun waktu yang terbaik untuk melakukan pemupukan adalah pada saat musim penghujan, yaitu pada saat keadaan tanah berada dalam kondisi sangat lembab, tetapi tidak sampai tergenang air. Dengan demikian, pupuk yang diberikan dimasing-masing tanaman dapat segera larut dalam air, sehingga lebih cepat diserap oleh akar tanaman. Jumlah air tanah yang sangat baik untuk melarutkan pupuk  adalah sekitar 75% dari kapasitas lapang. Hal ini dapat dicapai jika sehari sebelumnya telah terjadi hujan sebanyak sekitar 20 mm serta pada bulan-bulan sebelumnya tidak terjadi defisit air. Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun >60 mm/bln. Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.
a.       Pupuk dolomit dan Rock Phosphate (RP) diusahakan diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP/KCl danurea/ZA.
b.      Jarak waktu penaburan dolomit/RP dengan urea/ ZA minimal 2minggu.
c.       Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu dua bulan.
Pemupukan dilakukan 2 - 3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur kondisi tanaman. Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu dilakukan dengan frekuensi yang lebih banyak. Frekuensi pemupukan yang tinggi mungkin baik bagi tanaman, namun tidak ekonomis dan mengganggu kegiatan kebun lainnya.
Menurut  Syahputra (2011), menyatakan bahwa pemeliharaan tanaman kelapa sawit terdiri dari pemangkasan atau penunasan. Pemangkasan kelapa sawit yang dilakukan dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1.    Pemangkasan pasir atau pemangkasan pendahuluan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 10 – 20 bulan dengan maksud untuk membuang daun – daun kering dan buah – buah pertama yang berukuran kecil atau buah yang busuk. Alat yang digunakan adalah sejenis linggis bermata lebar dan tajam yang disebut dodos (chiles).
2.    Penunasan produksi, dilakukan pada saat tanaman berumur 20-28 bulan dengan memotong daun-daun tertentu untuk persiapan panen dengan menggunakan alat dodos karena tanaman masih pendek. Jenis daun yang dipangkas adalah songgo dua, yaitu daun yang tumbuhnya saling menumpuk satu sama lain dan buah yang busuk.
3.    Penunasan pemeliharaan, penunasan atau pemangkasan yang dilakukan setelah tanaman berproduksi optimal dengan mebuang daun-daun songgo dua sehingga pada saat pokok hanya terdapat daun sejumlah 28-54 helai. Sisa potongan daun harus pendek yang maksimal. Pelaksanaan dilakukan bersamaan dengan panen atau waktu tertentu bila pada mahkota pokok terdapat jumlah daun yang melebihi ketentuan. Jenis alat yang digunakan adalah egrek (sabit bertangkai panjang).
Sedangkan untuk pemangkasan berdasarkan umur dari tanama kelapa sawit dapat dibedakan menjadi :
a.        Penunasan Pasir
Selama masa TBM hingga 6 (enam) bulan sebelum panen pertama, tidak dibenarkan melakukan pekerjaan tunas apapun.  Prinsip tunas pertama (tunas pasir) adalah hanya membuang pelepah- pelepah tua dan kering. Oleh karena itu selama satu siklus hidupnya hanya sekali saja pekerjaan tunas pasir ini. Caranya :
·         Seluruh pelepah-pelepah tua dan kering dibuang, sedangkan pelepah diatasnya dibiarkan.
·         Pelepah dipotong rapat ke pangkal dengan memakai dodos kecil (mata dodos 7-8 cm) atau arit kecil, kemudian pelepah-pelepah tersebut dikeluarkan dari piringan dan disusun di gawangan mati.
·         Sesudah pekerjaan tunas pasir selesai hingga masa tunas selektif, maka dilarang keras memotong pelepah untuk tujuan apapun, kecuali untuk analisa daun, inipun hanya dibenarkan mengambil anak daunnya saja.
b.        Penunasan Selektif
Dilakukan pada tanaman berumur 3 - 4 tahun (TM), tergantung pada pertum-buhan pokok dengan tujuan mempersiapkan pokok untuk dipanen.  Suatu blok tanaman dapat mulai ditunas selek­tif jika sekurang-kurangnya 40 % telah mempunyai tandan buah yang hampir masak pada tinggi ± 90 cm dari tanah (diukur dari permukaan tanah ke pangkal tandan tertua). Caranya:
·         Batas tunas adalah ditinggal 3 pelepah dibawah buah terendah atau lazim disebut songgo 3.     
·         Semua pelepah dibawah 3 songgo buah tersebut diatas supaya ditunas secara timbang air keliling pokok.
·         Semua rumput-rumputan seperti pakis dan lain-lain yang tumbuh di pokok sawit harus dicabut/dibersihkan.
·         Penunasan sisa pokok yang 60% lagi dilaksanakan 4 bulan kemudian, sehingga semua pokok di blok tersebut akhirnya akan tertunas.
c.         Penunasan Periodik (Umum)
Dilakukan pada tanaman yang telah berumur diatas 4 tahun dengan rotasi 9 bulan sekali.  Perencanaannya tiap tahun harus didasarkan pada rotasi terakhir di tahun sebelumnya. Caranya :
·         Pada tanaman muda dan remaja (sampai 6 tahun), jumlah daun yang aktif dipertahankan 48-56 pelepah atau dengan istilah songgo tiga. Sedangkan untuk tanaman yang lebih tua ditinggal 40-48 pelepah atau dengan istilah songgo dua.
·         Pelepah dipotong rapat ke batang dengan bidang tebasan berbentuk  tapak kuda yang membentuk sudut 30o terhadap garis horisontal.
·         Satu  rotasi  tunas  harus  selesai  dalam jangka 9 bulan, sedangkan untuk satu tahun : 1 1/3 rotasi.
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumberdevisa negara. Hal ini menyebabkan tanaman kelapa sawit harus dipelihara dengan baik agar dapat mencapai produksi yang tinggi. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk menunjang produksi tanaman kelapa sawit yaitu dengan cara melakukan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan guna untuk menunjang produksi yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi cabang-cabang yang tidak produktif selain itu juga untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit yang dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan tanaman kelapa sawit.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Kegiatan pemelihraan tanaman kelapa sawit meliputi kegiatan pemangkasan dan pemupukan yang dilakukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman sawit agar lebih optimal.
2.      Pemangkasan yang dilakukan yaitu pada cabang atau pelepah-pelah daun yang kering dan terkena serangan hama penyakit dan pertumbuhannya sudah tidak produkstif lagi.
3.      Kegiatan pemangkasan dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman sawit dan pengoptimalan sinar matahari yang diperoleh.
4.      Alat yang digunakan dalam pemangkasan yaitu sabit, parang, ataupun dodos.
5.      Pembuatan piringan dalam pemupukan berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan pupuk agar tidak mudah menguap ataupun tercuci.

5.2  Saran
Kegiatan praktikum acara pemeliharaan tanaman kelapa sawit sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi, banyak mahasiswa yang tidak aktif bekerja dikarenakan keterbatasan alat untuk memangkas. Untuk kedepannya semoga menjadi bahan pertimbangan.



DAFTAR PUSTAKA
Ichsan,C.N, Nurami, E, Saljuna. 2012. Respon Aplikasi Dosis Kompos Dan Interval Penyiraman Pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.). Agrista, 16 (2) : 94-106.

Kiswanto, Jamhari Hadi Purwanta, dan Bambang Wijayanto. 2010. Teknologi Budidaya Kelapa Sawit. Lampung : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Lubis, Rustam Effendi dan Agus Widanarko. 2009. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta : P.T AgroMedia.

Nizam, Khairun and Sompong Te-Chato. 2012. In Vitro Flowering And Fruit Setting Of Oil Palm Elaeis Guineensis Jacqmarlina. Agricultural Technology, 8(3): 1079-1088.

Nurahmi, E., Nurhayati, dan Ulfa. 2010. Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elais guineensis Jacq) Pada Berbagai Komposisi Media Tanam Dan Konsentrasi Pupuk Daun Seprint. Agrista, 14(3): 100-104.

Razali, Mohd. Hudzari, Abdul Ssomad M.A. Halim and Asyazili Roslan. 2012. A Review on Crop Plant Production and Ripeness Forecasting. Agriculture and Crop Sciences, 4(2): 54-63.

Sasongko, Purnomo Edi. 2010. Studi Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kelapa Sawit di Kabupaten Blitar. Pertanian Mapeta, 12(2): 72-144.

Syahputra, Edy, Sarbino, dan Siti Dian. 2011. Weeds Assessment di Perkebunan Kelapa Sawit  Lahan Gambut. Perkebunan dan Lahan Tropika, 1(1): 37-42.

Vijayarathna, Soundararajan, Subramanion L. Jothy, Kwan Yeut Ping, Lachimanan Yoga Latha, Nadras Othman and Sreenivasan Sasidharan. 2012. In Vitro Antioxidant Activity and Hepatoprotective Potential Of Elaeis Guineensis Leaf Against Paracetamol Induced Damage in Mice. Chemical Engineering and Applications, 3(4): 293-296.

Yahya, Zuraidah, Aminuddin Husin, Jamal Talib, Jamarei Othman, Osumanu Haruna Ahmed and Mohamadu Boyie Jalloh. 2010. Oil Palm (Elaeis guineensis) Roots Response to Mechanization in Bernam Series Soil. Applied Sciences, 7(3): 343-348.

2 komentar:

  1. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
    Terjangkau
    Cost saving
    Solusi
    Penawaran spesial
    Hemat biaya Energi dan listrik
    Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut


    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management
    OUR SERVICE
    1.
    Coagulan, nutrisi dan bakteri
    Flokulan
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Garment wash
    Eco Loundry
    Paper Chemical
    Textile Chemical
    Degreaser & Floor Cleaner Plant

    2.
    Oli industri
    Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
    Rust remover
    Coal & feul oil additive
    Cleaning Chemical
    Lubricant
    3.
    Other Chemical
    RO Chemical
    Hand sanitizer
    Disinfectant
    Evaporator
    Oli Grease
    Karung
    Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
    Zinc oxide
    Thinner
    Macam 2 lem
    Alat-alat listrik
    Packaging
    Pallet
    CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
    Almunium

    BalasHapus
  2. Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!

    ✅ BONUS TURN OVER 0.3%
    ✅ BONUS REFFERAL 15%
    ✅ WIN RATE GAME 96,9%
    ✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
    ✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
    ✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
    ✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK

    Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
    Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
    Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
    WHATSAPP +62 821-4331-1663

    Link Alternatif :
    - www.marioqq88. com
    - www.marioqq88. net

    BalasHapus