BAB 1. PENDAHULUAN
Tanaman kopi (Coffea sp)
merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia.
Tanaman ini hidup didaerah iklim tropis dan berasal dari daerah Benua Afrika. Sebagai
tanaman perkebunan, kopi dapat tumbuh selama beberapa tahun dan dipanen
beberapa kali hingga pada kondisi produktifitas yang optimul. Di Indonesia
sendiri, tanaman kopi merupakan salah satu komoditas unggulan yang berdaya
saing dipasar internasional. Berbagai jenis kopi diekspor ke beberapa negara
untuk memenuhi permintaan pasar. Sebagai komoditas yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi, kopi yang dihasilkan harus bermutu dan berkualitas tinggi. Teknik
budidaya serta penanganan pengolahan harus dilakukan sesuai dengan cara yang
benar. Hal ini berkaitan erat dengan kecakapan para petani kopi dalam melakukan
pembudidayaan dengan baik. Petani kopi pada dasarnya harus mengetahui sifat
tanaman kopi maupun bentuk dari tanaman kopi. Sehingga akan lebih memudahkan
bagi petani kopi dalam merawat tanaman kopi agar memberikan produksi yang
tinggi.
Di dunia, kopi dikenal dengan berbagai macam varietas
mulai dari kopi robusta, kopi arabika, kopi liberika, hingga kopi luak yang
diolah dari hasil fermentasi dengan bantuan hewan luak. Masing-masing varietas
kopi mempunyai keunggulan serta kelemahan dalam hal cita rasa maupun aroma.
Selain itu, bentuk atau morfologi dari varietas kopi satu dengan kopi yang
memiliki perbedaan khusus sehingga dapat dibedakan melalui pengamatan visual
atau dengan melihat langsung morfologinya. Varietas kopi juga memiliki
perbedaan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan maupun iklim pada daerah
tertentu. Hal ini menyebabkan tidak semua kopi dapat ditanam pada wilayah yang
sama. Di Indonesia, tanaman kopi yang sering dijumpai dilahan yaitu jenis kopi
robusta maupun jenis arabika. Kedua jenis kopi tersebut banyak dibudidayakan
oleh petani lokal maupun oleh perkebunan milik pemerintah. Selain kedua jenis
varietas tersebut juga terdapat varietas lain yang sering disebut sebagai kopi
ekselsa. Kopi ekselsa atau kopi nangka ini banyak ditemukan dibeberapa
pertanaman petani lokal dengan berbagai macam sebutan yang berbeda pada tiap
wilayah.
Varietas kopi yang dibudidayakan mempunyai ciri khusus
yang dapat dibedakan antara jenis satu varietas dengan varietas yang lain.
Morfologi setiap jenis kopi berbeda mulai dari bentuk akar, bentuk daun, bentuk
bunga, bentuk buah, hingga bentuk batang atau cabang. Pemahaman mengenai
perbedaan jenis kopi ini berguna dalam menentukan teknik pengolahan hingga
pemupukan pada tanaman kopi. Identifikasi morfologi dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode seperti pengambilan gambar maupun dengan pengamatan
secara langsung pada tanaman kopi yang telah ditanam.
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu mengenali dan menggambarkan karakteristik
morfologi (akar, batang, bunga, buah, dan biji) tanaman kopi.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kopi (Coffe sp) merupakan salah satu jeni
tanaman perkebunan yang dapat tumbuh pada datarn tinggi maupun dataran rendah.
Produktivitas tanaman kopi memang sangat ditentukan pada proses pemeliharaan
serta lokasi penanaman yang sesuai. Meskipun tanaman kopi dapat tumbuh
didataran tinggi maupun dataran rendah akan tetapi produksi yang optimal hanya
akan didapat pada kondisi yang sesuai dari tanaman kopi itu sendiri. Varietas
tanaman kopi yang dikenal dan umum ditanam oleh petani antara lain kopi
varietas arabika, kopi kopi robusta, kopi liberika, dan kopi jenis excelsa
(Sairdama, 2013). Menurut Handi Supriadi (2014), sebagai tanaman perkebunan
kopi memiliki peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. Beberapa tahun
terakhir luas wilayah budidaya tanaman kopi mencapai 1.235.289 Ha. Dari luasan
tersebut tenaga kerja yang diserap juga sangat banyak. Selain itu, komoditas
kopi ini penyumbang devisa yang cukup besar dari hasil ekspor ke berbagai
negara Eropa.
Di Indonesia, kopi yang banyak dibudidayakan adalah kopi
jenis robusta dan arabika. Kopi robusta dibudidayakan dalam jumlah yang banyak
dibandingkan dengan kopi arabika yaitu sekitar 87,1 % dari total keseluruhan
produksi kopi yang ada. Kopi yang dibudidayakan diperdagangkan dalam bentuk
biji kopi dan ada juga yang dibudidayakan dalam bentuk kopi sangrai, maupun
kopi instan. Produk olahan kopi diperoleh dari pemrosesan biji kopi yang baik.
Sedangkan biji kopi yang berkualitas diperoleh dari teknik budidaya yang benar
sehingga menghasilkan kualitas kopi yang bagus untuk dikonsumsi maupun
diperdagangkan (Rohmah, 2010).
Praktek budidaya tanaman kopi memerlukan keahlian khusus
terutama pada saat penanaman atau pemilihan indukan tanaman kopi. Tanaman kopi
yang akan dibudidayakan akan melalui tahap seleksi dengan cara mengidentifikasi
sifat-sifat morfologis, potensi daya hasil, maupun ketahanan tanaman kopi
terhadap serangan hama penyakit. Kegiatan atau tahapan seleksi tanaman kopi
optimalnya memerlukan waktu hingga dua tahun agar tanaman kopi yang dipilh
dapat berproduksi tinggi dan toleran terhadap bebagai jenis hama penyakit.
Tanaman kopi yang berkualitas tentunya akan menghasilkan biji yang memiliki
cita rasa tinggi (Nugroho, dkk., 2012).
Permasalahan-permasalahan yang ada dalam budidaya kopi antara lain adalah perubahan cuaca yang tidak menentu yang
mengakibatkan terhambatnya perumbuhan tanaman kopi, tanaman kopi yang mengalami
kekurangan air akan mengalami menurunnya pertumbuhan, layu dan apabila air
tidak tercukupi lama – kelamaan mati. Hal ini tentunya dapat menurunkan produksi
dari tanaman kopi. Praktek budidaya yang benar serta menanam pada lahan
adaptasi yang sesuai dapat menurunkan resiko kehilangan atau penurunan produksi
(Cemura et
al, 2014).
Kopi
arabika akan tumbuh dengan baik apabila lahan tanam memenuhi persyaratan sesuai dengan syarat
tumbuh kopi arabika itu sendiri yaitu pada temperatur 18 – 25 oC, dengan
curah hujan 1200 – 2000 mm per tahun dan 1 – 3 bulan kering. Kondisi lahan
tersebut tidak cocok untuk perkembangan cendawan Hemileia vastatrix,
yang menyebabkan penyakit daun tanama kopi. Penyakit tersebut merupakan
penyakit utama tanaman kopi arabika. Hama penyakit perlu dikendalikan agar tanaman
kopi dapat berproduksi secara maksimal. Lahan-lahan yang memenuhi persyaratan tersebut di atas hanya dapat
diperoleh pada daerah dengan ketinggian di atas 1000 m dpl (Oliveira, et al., 2014).
Kopi
arabika memiliki morfologi bentuk pohon perdu kecil dan tumbuh rimbun. Varietas
kopi arabika memiliki morfologi percabangan yang lentur serta berdaun tipis. Selain
kopi arabika, terdapat jenis kopi ekselsa yang memiliki pertumbuhan pohon yang
besar dan kuat. Kopi ekselsa dibeberapa wilayah di Pulau Jawa disebut juga
sebagai kopi nangka. Tanaman kopi memiliki dua tipe pertumbuhan cabang yaitu
cabang ortotrop dan cabang plagiotrop. Cabang ortotrop adalah cabang yang
tumbuh kearah vertikal sedangkan cabang plagiotrop adalah cabang yang tumbuh
kearah horizontal (Rahardjo, 2012).
Pandiran (2002) juga menjelaskan bahwa daun tanaman kopi
arabika yang sudah tua berwarna hijau tua gelap, dan daun muda berwarna coklat.
Sedangkan morfologi dari buah yaitu buah muda berwarna hijau kusam dan jika
masak berwarna merah hati. Percabangan kopi arabika terutama cabang primer,
cabang cacing dan cabang balik tumbuh sangat aktif dan tidak teratur.
Dibandingkan dengan kopi jenis ekselsa, bentuk percabangan kopi arabika
cenderung menghadap kesamping. Sedangkan kopi jenis ekselsa lebih mengarah
keatas.
Menurut
pohlan dan Janssens (2012), juga menyatakan bahwa tanaman kopi arabika dan kanepora dapat tumbuh dengan baik pada
dataran tinggi dengan suhu yang tinggi, namun juga dapat di kembangkan di
dataran yang rendah namun produksinya tidak terlalu baik, selain itu penanaman
tanaman ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu menanam tanpa naungan dan dapat
ditanam secara agroforestri (dengan naungan). Penanaman dengan naungan
mnghasilkan produksi yang sedikit naungan kualitas kopi lebih baik. Bote dan
Struick (2010), berpendapat bahwa system budidaya tanaman kopi dengan naungan merupakan salah satu
system pertanian organik. Dengan system ini tanaman kopi mendapat naungan dari
pepohonan sehingga dapat mengurangi intensitas cahaya yang masuk, daun yang
berguguran dapat menjadi mulsa organik, menciptakan kondisi yang baik bagi
tanaman serta dapat menjadi tempat tinggal predator sehingga dapat menurunkan
populasi hama yang menyerang kopi.
BAB 3.
METODOLOGI
3.1.
Waktu
dan Tempat
Praktikum
Usaha Budidaya Tanaman Perkebunan Unggulan dengan judul acara “Identifikasi
Morfologi Tanaman kopi” ini dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Jember
pada hari Selasa,
16 September 2014, dimulai pada pukul 15.00 –
selesai.
3.2.
Alat
dan Bahan
3.1.1. Alat
1. Kamera
2. Pensil
warna
3. Alat
tulis
3.1.2. Bahan
1. Tanaman
kopi
3.3.
Cara
Kerja
1. Mengamati pohon kopi yang sedang berbunga dan berbuah.
2. Mengambil gambar dengan kamera, bagian akar (bila memungkinkan),
batang, daun, bunga, buah (penampang melintang dan membujur buah) dan biji.
3. Menggambar bagian akar (bila memungkinkan), batang, daun, bunga, buah
(penampang melintang dan membujur buah) dan biji dengan baik dan benar serta
beri keterangan lengkap beserta fungsinya.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Morfologi
tanaman kopi
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
![]() |
Daun kopi robusta:
a. Daun tunggal
b. Daun
berbentuk bulat telur, mengkilat, ujung daun meruncing, tepi daun
bergelombang dan pangkal daun tumpul.
|
![]() |
Daun kopi Ekselsa (nangka):
a. Daun
lebih tebal
b. Tepi
daun lurus dan datar
c. Daun
tanaman kopi tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting tersusun
berdampingan.
|
|
2
|
![]() |
Buah kopi robusta:
a. Buah
bulat telur
b. Berdiameter
kurang lebih 5 mm
c. Buah
muda berwarna hijau dan tua berwarna merah
d. Biji
dibungkus kulit ari
|
![]() |
Buah kopi ekselsa (nangka):
a. Buah
kopi ekselsa lebih besar ukurannya dibanding dengan kopi raobusta
b. Pada
setiap buah pada umumnya mengandung 2 butir biji kopi
|
|
3
|
![]() |
Batang kopi robusta:
a. Batang:
berkayu, keras, tegak, dan berwarna putih keabu-abuan
b. Cabang
repreduksi tumbuh tegak lurus
c. Cabang
primer cukup lentur sehingga membentuk tajuk seperti payung
|
![]() |
Batang kopi ekselsa:
a. Batang:
berkayu, keras dan tegak
b. Cabang
reproduksi tumbuh tegak lurus
|
|
4
|
![]() |
a. Bunga
kopi ekselsa (nangka) dan robusta hampir sama, bunga kopi berwarna putih
b. Tangkai
putik berukuran kecil, panjang, kepala putik berseri 2 helai.
|
5
|
![]() |
Secara alami tanaman kopi
memiliki akar tunggang, pada akar tunggang terdapat beberapa akar kecil.
|
4.2 Pembahasan
Morfologi tanaman kopi terdiri dari akar, batang, daun, buah dan bunga.
Pada dasarnya tanaman kopi jenis robusta dan ekselsa mempunyai morfologi yang
hampir sama yaitu :
a.
Akar
Akar tanaman kopi yaitu akar
tunggal dan pada akar tunggal ini sering muncul akar lebar. Pada bagian akar
lebar ini akan muncul dan tumbuh rambut-rambut akar dan bulu-bulu akar yang
berfungsi untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah.
b.
Batang
Pohon kopi berbatang tegak
lurus dan mempunyai ruas-ruas pada tiap bagian batangnya. Pada batang tersebut
sering tumbuh cabang ortotrop. Pada batang kopi robusta, tumbuh cabang yang tumbuh
kearah samping. Sedangkan pada jenis ekselsa batang tumbuh dan condong mengarah
keatas.
![](file:///C:\Users\FENDIL~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image018.jpg)
![](file:///C:\Users\FENDIL~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image020.jpg)
Batang Kopi Robusta Batang Kopi
Ekselsa
c.
Daun
Daun kopi berbentuk bulat
telur dan ujungnya agak meruncing sampai bulat yang tumbuh pada batang. cabang
dan ranting tersusun berdampingan pada ketiak. Pada daun kopi robusta, tepi
daun agak bergelombang sedangkan pada kopi ekselsa lurus dan lebih memanjang.
![](file:///C:\Users\FENDIL~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.jpg)
![](file:///C:\Users\FENDIL~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image023.jpg)
Daun Kopi Robusta Daun Kopi Ekselsa
d.
Bunga
![coffee-blossom-345710_640](file:///C:\Users\FENDIL~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image025.jpg)
B
|
Bunga kopi tumbuh pada ketiak-ketiak cabang primer
yang tersusun berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 kuntum bunga yang
bertangkai pendek. Pada tiap ketiak daun akan tumbuh 3-4 kelompok bunga dan
setiap buku terdapat ± 30 kuntum bunga atau lebih dan dapat keluar ribuan
kuncup bunga.
e.
Buah
Buah kopi yang sudah masak
berwarna merah hati sedangkan buah kopi yang masih muda berwarna hijau muda.
Pada buah kopi mengandung 2 butir biji yang mempunyai bidang datar dan bidang
cembung.
Tanaman kopi memiliki beberapa macam cabang yang
tumbuh pada batang utama. Pada dasarnya tanaman kopi akan terus tumbuh mencapai
tinggi lebih dari 12 m apabila tidak dilakukan pemangkasan. Beberapa jenis
cabang pada tanaman kopi antara lain :
a.
Cabang reproduktif (Ortotrop).
Cabang ini tumbuh tegak dan lurus. Ketika masih muda
cabang ini juga sering disebut sebagai wiwilan, cabang ortotrop berasal dari
tunas reproduktif yang tumbuh pada setiap ketiak daun pada batang utama atau
cabang primer. Dalam setipa ketiak daub bisa tumbuh 4-5 tunas reproduksi,
sehingga cabang ini dapat diperbarui sebanyak 4-5 kali apabila mati.
b.
Cabang Primer (Plagiotrop)
Cabang primer merupakan cabang yang tumbuh pada batang
utama atau cabang reproduksi. Setiap ketiak daun hanya mempunyai tunas primer
sebanyak satu tunas. Apabila cabang ini mati maka tidak dapat diperbarui lagi.
Ciri-ciri dari cabang primer ialah memiliki pertumbuhan mendatar, lemah, dan
berfungsi sebagai penghasil bunga.
c.
Cabang Sekunder
Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang
primer dan berasal dari tunas sekunder. Cabang ini mempunyai sifat seperti
cabang primer.
d.
Cabang Kipas
Adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang
primer dikarenakan pohon kopi sudah mulai tua.
e.
Cabang Pecut
Adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang
primer meskipun tumbuhnya cukup kuat.
f.
Cabang Balik
Merupakan cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang
primer dan arah pertumbuhannya kedalam mahkota tajuk.
g.
Cabang Air
Merupakan cabang reproduksi yang tumbuhnya pesat, ruas
daunnya relative panjang dan banyak mengandung air.
Kopi robusta dan kopi ekselsa memiliki perbedaan
khusus terutama dalam bentuk atau morfologi akar, batang, daun, bunga, dan
buah. perebedaan kedua jenis kopi ini antara lain :
Morfologi
|
Robusta
|
Ekselsa
|
Daun
|
Bentuk daun lebih berbentuk bulat
dan meruncing pada bagian ujung. Tepi daun sedikit bergelombang dan tulang daun tidak berhadapan.
|
Bentuk daun lebih memanjang dan
meruncing pada bagian unujung daun. Tepi daun rata dan tulang daun saling
berhadapan.
|
Batang
|
Batang tumbuh saling berhadapan
berlawanan. Arah tumbuh batang lebih mengarah kearah samping.
|
Batang tumbuh saling berhadapan.
Arah tumbuh batang menghadap keatas.
|
Buah
|
Buah bulat telur,
Berdiameter
kurang lebih 5 mm, Buah muda berwarna hijau dan tua berwarna merah,
Biji dibungkus
kulit ari
|
Buah lebih besar
ukurannya dibanding dengan kopi robusta
Pada setiap buah pada umumnya mengandung 2 butir biji kopi
|
Bunga
|
Bunga berwarna putih,
Tangkai putik berukuran kecil, panjang, kepala putik berseri 2 helai.
|
Sama seperti bunga kopi robusta
akan tetapi memiliki sejumlah bagian diatas kelopak yang lebih banyak.
|
Akar
|
Memiliki akar tunggang yang
bercabang dan ditumbuhi bulu-bulu akar disekitarnya.
|
Akar tunggang tumbuh lurus
kebawah dan tidak bercabang.
|
Syarat Tumbuh kopi robusta dan ekselsa juga berbeda.
Syarat tumbuh kedua jenis kopi tersebut antara lain :
Syarat
Tumbuh
|
Jenis Kopi Robusta
|
Jenis Kopi Ekselsa
|
Iklim
Tinggi tempat Suhu udara harian Curah hujan rata-rata Jumlah bulan kering |
300 - 600 m dpl 24 - 30o C 1.500-3.000 mm/th 1-3 bulan/tahun |
0 – 750 mdpl 25 - 35o C 2.000-4.000 mm/th 1 - 3 bulan/tahun |
Tanah
pH tanah Kandungan bahan organik Kedalaman tanah efektif Kemiringan tanah maksimum |
5,5 - 6,5 minimal 2% > 100 cm 40% |
5,3 - 6,0 minimal 2% >100 cm 40% |
Mempelajari morfologi tanaman kopi dapat meberikan
informasi kepada kita tentang bagaimana bentuk dari setiap bagian tanaman kopi.
Hal ini juga terkait dengan masing-masing fungsi setiap bagian dari tanaman
kopi yang tentunya dalam menunjang pertumbuhan dan produksi. Setiap bagian yang
dipelajari akan membantu kita dalam membantu pertumbuhan tanaman kopi agar
lebih memiliki produksi sesuai yang diinginkan dan memudahkan kita dalam
melakukan perawatan. Sehingga dengan mengetahui perawatan yang benar maka
tanaman kopi dapat berproduksi secara maksmal.
Produksi kopi di Indonesia
pada tahun 2010 menempati
urutan negara terbesar ketiga sebagai negara produsen dan pengekspor kopi di
dunia. Sedangkan negara pengekspor kopi yang menjadi pesaing lainnya antara lain Colombia, India,
Etiopia, Peru, Guatemala, Mexico dan Honduras. Perkembangan produksi kopi
Indonesia dibandingkan dengan negara negara produsen utama (Brazil dan Vietnam) memang sangat pesat.
Perkembangan produksi kopi Indonesia mengikuti trend yang linier, sedangkan
negara Barzil dan Vietnam mengikuti trend yang non linier. Semenjak tahun 2000
produksi kopi Indonesia di bawah Vietnam karena laju peningkatan produksinya
jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Perkembangan produksi kopi sangat
ditentukan oleh perluasan dan produkstivitas. Dilihat dari segi luar areal
Indonesia mempunyai luas areal yang terbesar kedua di dunia, setelah Brazil.
Perkembangan luas areal kopi Indonesia dan Vietnam terus meningkat antar waktu,
sementara Brazil mengalami penurunan. Luar areal kopi Indonesia yang lebih
besar dibandingkan dengan Vietnam tidak dikuti dalam produksi kopi, dimana
produksi kopi Vietnam lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia. Hal ini terjadi karena
produktivitas kopi Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam (Hanani, dkk. 2012).
![](file:///C:\Users\FENDIL~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image027.jpg)
Dari data diatas dapat dikatakan bahwa produksi kopi
Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan Vietnam. Teknologi inovasi
masih sangat minim sehingga luas areal tanaman kopi tidak sebanding dengan
kuantitas produksi yang dihasilkan. Meskipun beberapa tahun terakhir Indonesia
sempat menjadi produsen terbesar ketiga akan tetapi apabila teknik budidaya
yang digunakan masih tetap sama maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi
penurunan produksi yang cukup besar di masa mendatang sehingga perlu adanya
peningkatan produksi. Peningkatan produksi tersebut salah satunya dapat melalui
penerapan inovasi-inovasi yang akan menunjang produksi kopi.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktimu dan pengamatan morfologi tanaman
kopi dilapang, maka dapat disimpulkan hal sebagai berikut :
1.
Di Indonesia, terdapat beberapa macam tanaman kopi yang dibudidayakan
yaitu kopi jenis arabika, jenis robusta, dan ekselsa (nangka).
2.
Kopi arabika dan ekselsa memiliki perbedaan morfologi bentuk mulai dari
bentuk akar, batang, daun, bunga, dan buah.
3.
Syarat Tumbuh kopi arabika dan kopi ekselsa berbeda antara satu dengan
yang lain seperti ketinggian tempat, suhu, curah hujan, dan pH tanah.
4.
Mempelajari tentang morfologi tanaman kopi dapat menambah wawasan kita
terhadap pertumbuhan tanaman kopi agar tetap berproduksi secara maksimal.
5.
Produksi kopi di Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan
dengan beberapa negara lain seperti Vietnam dan Brazil sehingga perlu adanya
peningkatan melalui inovasi dalam praktek budidaya.
5.2 Saran
Praktikum Budidaya tanaman perkebunan sudah berjalan
dengan baik, semoga kedepannya bisa lebih baik lagi terutama pengadaan tanaman
kopi yang lebih beragam agar mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam varietas
tanaman kopi.
DAFTAR PUSTAKA
Bote, A.D dan Struick, P.C. 2011. Effects of shade
on growth, production and quality of coffee (Coffea arabica) in
Ethiopia. Horticulture and Forestry, 3(11) :
336-341.
Cemura, A et
al.2014. Effect of Soil Moisture Deficit Stress on Biomass Accumulation of
Four Coffee (Coffea
arabica) Varieties in Zimbabwe. ISRN Agronomy, 1 (1) :
1-10.
Nugroho, D., Mawardi, S., Yusianto, dan Arimersetiowati, R. 2012. Karakterisasi mutu fisik dan cita rasa biji
kopi Arabika varietas Maragogip (Coffea arabica L. var. Maragogype Hort.
ex Froehner) dan seleksi pohon induk di Jawa Timur. Pelita
Perkebunan, 28(1) : 1 – 13.
Oliveira R.J.V., Souza R.G, Lima T.E.F, dan Cavalcanti
M.A.Q. 2014. Endophytic
fungal diversity in coffee leaves (Coffea arabica) cultivated using
organic and conventional crop management systems. Mycosphere, 5 (4) : 523–530
Pandiran. 2002. Budidaya Dan Pengolahan Kopi Arabika. Kanisius
: Yogyakarta.
Pohlan,
H. A.J dan Janssens, M. JJ.
. Growth and Production
Of coffee. Soil,Plant growth and crop
Production, 3 (1) :
Rahardjo, P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika
dan Kopi Robusta. Penebar Swadaya : Jakarta.
Rohmah, M. 2010. Aktifitas
Antioksidan Campuran Kopi Robusta (Coffea Cannephora) Dengan Kayu Manis
(Cinnamomun Burmanii). Teknologi Pertanian,6(2):50-54.
Sairdama, S. S. 2013. Analisis Pendapatan Petani Kopi Arabika (Coffea
Arabica) Dan Margin Pemasaran Di Distrik Kamu Kabupaten Dogiyai. Agribisnis Kepulauan, 2(2) : 44 – 108.
Supriadi, H. 2014. Budidaya Tanaman Kopi
Untuk Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim. Perspektif, 13(1) : 35 –
52.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar