BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian di
Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain
padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi, dan singkong. Di samping itu,
Indonesia juga dikenal dengan hasil perkebunannya, antara lain karet (bahan baku ban), kelapa sawit (bahan baku minyak goreng), tembakau (bahan baku obat dan rokok), kapas (bahan baku tekstil), kopi (bahan minuman), dan tebu (bahan baku gula pasir. Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor
penyumbang devisa yang tinggi bagi negara. Banyak jenis tanaman perkebunan di
Indonesia yang memiliki nilai jual tinggi dalam pasar internasional salah
satunya yaitu kelapa sawit. Kelapa sawit (Elaeis) adalah
tanaman perkebunan penting penghasil
minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel).
Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia. Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit
dilakukan kegiatan perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah
ada dan intensifikasi. Pelaku usahatani
kelapa sawit di Indonesia terdiri dari
perusahaan perkebunan besar swasta, perkebunan negara dan perkebunan
rakyat. Usaha perkebunan kelapa sawit
rakyat umumnya dikelola dengan model kemitraan dengan perusahaan besar swasta
dan perkebunan negara (inti – plasma).
Khusus untuk perkebunan sawit rakyat, permasalahan umum yang dihadapi
antara lain rendahnya produktivitas dan mutu produksinya.
Produktivitas kebun sawit
rakyat rata-rata 16 ton Tandan Buah Segar (TBS) per ha, sementara potensi
produksi bila menggunakan bibit unggul sawit
bisa mencapai 30 ton TBS/ha. Produktivitas CPO (Crude Palm Oil)
perkebunan rakyat hanya mencapai rata-rata 2,5 ton CPO per ha dan 0,33 ton
minyak inti sawit (PKO) per ha, sementara di perkebunan negara rata-rata
menghasilkan 4,82 ton CPO per hektar dan 0,91 ton PKO per hektar, dan perkebunan swasta rata-rata menghasilkan 3,48
ton CPO per hektar dan 0,57 ton PKO per hektar. Salah satu penyebab rendahnya
produktivitas perkebunan sawit rakyat tersebut adalah karena teknologi produksi
yang diterapkan masih relatif sederhana, mulai dari pembibitan sampai dengan
panennya. Dengan penerapan teknologi budidaya yang tepat, akan berpotensi untuk
peningkatan produksi kelapa sawit.
Pemeliharaan
tanaman kelapa sawit merupakan salah satu upaya untuk emningkatkan kualitas
serta produktifitas yang dihasilkan. Sebagai tanaman perkebunan tahunan, kelapa
sawit memerlukan perawatan yang khusus dibandingkan dengan tanaman musim
lainnya. Pemeliharaan kelapa sawit yang biasa dilakukan oleh petani pada
umumnya terdiri dari kegiatan pemangkasan dan pemupukan. Pemangkasan dilakukan
untuk tujuan agar pertumbuhan tanaman dapat lebih optimal serta memudahkan
dalam pemanenan. Sedangkan pemupukan tanaman kelapa sawit bertujuan untuk
memaksimalkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit agar dapat berproduksi dan
menghasillkan buah secara maksimal. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dilakukan
selama beberapa periode tertentu saja untuk tetap menjaga pertumbuhan tanaman
kelapa sawit dalam keadaan yang optimal. Terdapat macam pemangkasan serta
penunasan yang dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawit. Kegiatan
tersebut dilakukan dengan menggunakan alat khusus agar lebih memudahkan dan
menghemat waktu dalam pemeliharaan. Karakteristik dari tanaman kelapa sawit
yang banyak ditumbuhi oleh duri pada bagian daunnya, menjadikan tanaman kelapa
sawit berbeda dengan tanaman lainnya seperti kopi ataupun kakao dalam melakukan
pemeliharaannya.
1.2 Tujuan
1.
Untuk mengetahui bagaimana cara memangkas kelapa sawit dengan benar.
2.
Menentukan bilangan pelepah yang perlu ditinggalkan diatas pohon supaya
senantiasa mencukupi untuk member keluasan daun yang optimum.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia memiliki potensi
alamiah yang baik untuk pengembangan sektor pertanian. Salah satu sub sektor
pertanian yang mampu memberikan pertumbuhan ekonomi adalah subsektor
perkebunan. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan di
Indonesia yang memiliki prospek dan mendominasi produksi kawasan Asia Tenggara
bahkan tingkat dunia. Mengingat semakin meningkatnya permintaan akan bahan
minyak sawit dan peranannya bagi perekonomian Indonesia, maka untuk
mempertahankan dan terus meningkatkan produksinya agar berkesinambungan perlu
diusahakan bibit yang sehat dan bermutu tinggi ( Nurahmi, E dkk., 2010 ).
Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq Ppalmae) adalah
tanaman perkebunan penting penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun
bahan bakar nabati (biodiesel). Indonesia adalah penghasil minyak kelapa
sawit kedua dunia setelah Malaysia. Diperkirakan pada tahun 2009, Indonesia
akan menempati posisi pertama produsen sawit dunia. Untuk meningkatkan produksi
kelapa sawit dilakukan kegiatan perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun
yang sudah ada dan intensifikasi. Lama penyinaran matahari yang baik untuk
kelapa sawit antara 5-7 jam/hari. Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan
1.500-4.000 mm, temperatur optimal 24-28 ºC. Ketinggian tempat yang ideal untuk
sawit antara 1-500 m dpl (di atas permukaan laut). Kelembaban optimum yang
ideal untuk tanaman sawit sekitar 80-90% dan kecepatan angin 5-6 km/jam untuk
membantu proses penyerbukan. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah
Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut
saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat keasaman (pH) yang optimum
untuk sawit adalah 5,0-5,5 ( Kiswanto, dkk., 2010 ).
Kelapa sawit adalah tanaman
tropis yang masuk sekitar 2 dekade di wilayah Asia tenggara. Kelapa sawit
vegetatif dikategorikan sebagai proyek industri yang strategis. Kelapa sawit
menjadi sektor yang menyumbang pendapatan bagi negara seperti Indonesia,
Malaysia dan Thailand (Nizam dan Te-chato, 2012). Kelapa sawit bisa dijadikan
pula sebagai obat herbal. Hal ini menyangkut kelapa sawit bisa dijadikan obat
beberapa penyakit. Salah satu penyakit yaitu liver. Cara penggunaannya yaitu
dengan dilakukan in vitro antioksidan
dan in vivo hepatoprotektif ( Vijayarathna,
dkk., 2012 ). Menurut Razali et al. (2012) kelapa sawit biasanya
monoceous dengan baik bunga jantan dan betina pada pohon yang sama. Kelapa
sawit adalah salib penyerbukan dan agen penyerbukan utama adalah kumbang, Elaeidobius kamerunicus.
Keberhasilan budidaya suatu
jenis komoditas tanaman sangat tergantung kepada kultivar tanaman yang ditanam,
agroekologis/lingkungan tempat tumbuh tempat melakukan budidaya tanaman dan pengelolaan
yang di - lakukan oleh petani/pengusaha tani. Khusus mengenai lingkungan tempat
tumbuh (agro-ekologis), walaupun pada dasarnya untuk memenuhi persyaratan
tumbuh suatu tanaman dapat direkayasa oleh manusia, namun memerlukan biaya yang
tidak sedikit . Dalam rangka pengembangan suatu komoditas tanaman, pertama kali
yang harus dilakukan mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan
dikembangkan kemudian mencari wilayah yang mempunyai kondisi agroekologis/faktor
tempat tumbuh yang relatif sesuai (Sasongko, 2010).
Benih kelapa sawit untuk
calon bibit harus dihasilkan dan dikecambahkan oleh lembaga resmi yang ditunjuk
oleh pemerintah. Proses pengecambahan dilakukan dengan melepas tangkai tandan
buah dari spikletnya, lalu diperam selama 3 hari. Selanjutnya masukkan buah ke
mesin pengaduk untuk memisahkan daging buah dari biji. Cuci biji dengan air,
lalu rendam dalam air selama 6-7 hari, ganti air rendaman setiap hari, rendam
biji tadi dalam Dithane M-45 konsentrasi 0,2% selama 2 menit, lalu kering
anginkan. Masukkan biji kelapa sawit tersebut kedalam kaleng pengecambahan dan
simpan di dalam ruangan bertemperatur 390 dengan kelembaban 60-70%
selama 60 hari. Setiap 3 hari benih di kering anginkan selama 3 menit (Lubis, dkk., 2008)
Kebutuhan benih kelapa sawit
meningkat setiap tahun tetapi tidak seimbang dengan ketersediaan benih.
Altenatif penyediaan bibit unggul dilakukan melalui perbanyakan kultur jaringan
yang diperkirakan dapat menjawab kebutuhan benih sawit saat ini. Namun proporsi
kelapa sawit yang berasal dari embrio somatik
hasil kultur jaringan memperlihatkan fenotip varian somaklonal mantel (Hetaharie, 2010). Seperti halnya
penanaman kelapa sawit pada lahan mineral, penanaman kelapa sawit pada lahan
gambut memiliki beberapa kendala, satu di antaranya ialah permasalahan gulma
(Syahputra, 2011).
Bibit kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq.)
yang berkualitas di peroleh dari induk yang mempunyai genotipe dengan
sifat-sifat yang unggul. Selain sifat unggul yang berperan dalam menghasilkan
bibit berkualitas adalah pemeliharaan bibit, meliputi pemupukan dan pengelolaan
air. Pemupukan dan pengelolaan air sangat dipengaruhi pertumbuhan bibit kelapa
sawit. Pemupukan bibit kelapa sawit dapat dilakukan dengan penambahan pupuk
anorganik dan organik. Penambahan pupuk organik seperti kompos bertujuan untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Perbaikan sifat fisika tanah
dengan penambahan bahan organik dapat terjadi karena bahan organik berperan
sebagai perekat (cement agent) yang menstimulir pembentukan agregat
tanah. Pembentukan agregat tanah akan mempengaruhi persentase pori di dalam
tanah. Perubahan tersebut berakibat pada kemampuan tanah menahan air,
permeabilitas, tingkat infiltrasi dan aerasi. Perubahan ini ikut memperbaiki
kesuburan biologi tanah. Bahan organik selain memperbaiki sifat fisika juga
memperbaiki kesuburan kimia tanah. Perbaikan kesuburan kimia oleh bahan organik
bukan karena penambahan hara dari bahan organik yang umumnya mempunyai
kandungan hara yang rendah. Akan tetapi dikarenakan kemampuan bahan organik
mengubah daya tukar kation tanah. Daya tukar kation meningkat pada tanah yang
diberikan bahan organik karena perombakan bahan organik menghasilkan asam-asam
dan basa-basa yang dapat meningkatkan pertukaran ion dari tanah pada komplek
jerapan. Hal ini dikarenakan secara alami bahan organik seperti kompos, tanah
gambut, humus, mempunyai daya tukar kation 300-400 meq/100 gram tanah sedangkan
partikel tanah misalnya liat sebagai jenis tanah mineral yang daya tukar kation
tertinggi hanya mempunyai kapasitas tukar kation 38 meq/100 gram tanah. (
Ichsan, dkk., 2012).
Penggunaan mekanisasi dalam
penanaman kelapa sawit contohnya dengan menggunakan mesin untuk mempercepat dan
mencoba untuk lebih menjaga kondisi fisik tanah untuk menjaga pertumbuhan dan
fungsi akar. Fungsi akar untuk tumbuh dan menelusuri tanah untuk mencari air
dan nutrisi merupakan faktor penting untuk menjaga pertumbuhan kelapa sawit.
Kondisi fisik tanah juga akan mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup
tanaman kelapa sawit (Yahya, et al.,
2010).
Pemangkasan daun bertujuan
untuk memperoleh pohon yang bersih
dengan jumlah daun yang optimal dalam satu pohonserta memudahkan pamanenan.
Memangkas daun dilaksanakan sesuai dengan umur/tingkat pertumbuhan tanaman.
Macam-macam pemangkasan : 1. Pemangkasan pasir, yaitu pemangkasan yang
dilakukan terhadap tanaman yangberumur 16-20 bulan dengan maksud untuk membuang
daun-daun kering dan buahbuah pertama yang busuk. Alat yang digunakan adalah jenis
linggis bermata lebar dan tajam yang disebut dodos. 2. Pemangkasan produksi,
yaitupemangkasan yang dilakukan pada umur 20-28 bulan dengan memotong daun-daun
tertentu sebagai persiapan pelaksanaan panen. Daun yang dipangkas adalah songgo
dua (yaitu daun yang tumbuhnya saling menumpuk satu sama lain), juga buah- buah yang busuk. Alat yang digunakan adalah
dodos seperti pada pemangkasan pasir. 3. Pemangkasan pemeliharaan, adalah
pemangkasan yang dilakukan setelah tanaman berproduksi dengan maksud membuang
daun-daun songgo duasehingga setiap saat pada pokok hanya terdapat daun
sejumlah 28-54 helai. Sisa daun pada pemangkasan ini harus sependek mungkin,
agar tidak mengganggu kegiatan panen (Kiswanto, 2010).
BAB
3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan Acara Morfologi Tanaman Kelapa Sawit
dilaksanakan pada Sabtu, 31 November 2015 bertempat di Agrotechnopark Jubung Fakultas Pertanian Universitas
Jember pukul 15.00 WIB sampai selesai.
3.2
Alat dan bahan
3.2.1
Alat
1. Dodos
3.2.2
Bahan
1. Kelapa sawit
3.3
Cara Kerja
1. Memotong pelepah daun terbawah dengan
meninggalkan bagian pangkal pelepah sepanjang 2 ± 3 cm atau selebar tandan buah
sawit. Tanaman muda (kurang 4 tahun) ± buang pelepah kering saja. Umur tanaman
4 ± 7 tahun jumlah pelepah yang dipertahankan 48 ± 56 pelepah/pokok. Tinggalkan
2 pelepah di bawah tandan hitam terakhir.
2. Umur pokok 8 ± 14 tahun jumlah pelepah yang
dipertahankan 4 – 48 pelepah/pokok. Tinggalkan 1 pelepah di bawah tandan hitam
yang terakhir.
3. Umur pokok melebihi 15 tahun pelepah yang dipertahankan
32 ± 40 pelepah/pokok. Tinggalkan 1 pelepah di bawah tandan hitam terakhir.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
![]() |
Gambar
tanaman kelapa sawit yang akan dipangkas.
Tanaman yang belum mengalami pemangkasan masih terdapat pelepah - pelepah
daun yang lebat dan saling berdempetan serta jika dilihat banyaknya pelepah
daun tidak proporsional.
|
2
|
![]() |
Gambar
percontohan kegiatan pemangkasan kelapa sawit.
Pemangkasan
kelapa sawit dilakukan pada bagian batang bawah yang tidak bagus
pertumbuhannya.
Pemangkasan
kelapa sawit menggunakan alat yang disebut dengan dodos, egrek dan lain-lain.
|
3
|
![]() |
- Pelaksanaan
pemangkasan tanaman kelapa sawit yang dilakukan oleh praktikan.
- Pemangkasan
kelapa sawit dilakukan agar memperoleh jumlah pelepah daun yang optimal
sehingga pertumbuhan tanaman berjalan maksimal.
- Pemangkasan
menggunakan dodos.
- Pemangkasan dengan membuang
daun - daun
kering, bunga yang kering, dan pelepah bawah yang bergerombolan.
|
4
|
![]() |
Gambar
salah satu praktikan yang melakukan pemangkasan kelapa sawit menggunakan
dodos.
|
5
|
![]() |
Gambar
tanaman kelapa sawit yang sudah dipangkas.
Tanaman
yang sudah dipangkas terlihat bersih.
Pemangkasan
hanya menyisakan bagian batang yang efektif saja.
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang telah
diperoleh, kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit terdiri dari pemangkasan
dan pemupukan. Kegiatan pemangkasan dilakukan dengan menggunakan alat seperti
dodos, sabit, ataupun parang. Pemangkasan yang dilakukan yaitu pada bagian
tanaman kelapa sawit terutama daun yang kering serta bagian pelepah yang sudah
tidak produktif lagi. Tanaman kelapa sawit yang belum dilakukan pemangkasan
akan masih banyak terdapat cabang-cabang yang kering serta beberapa bagian yang
terserang hama penyakit. Pada bagian areal pertanaman masih terdapat banyak
ditumbuhi oleh gulma ataupun tanaman liar yang perlu dibersihkan. Cabang-cabang
yang dipangkas merupakan cabang dengan ciri-ciri terserang penyakit ataupun
hama dan daun-daun yang kering. Agar lebih memudahkan dalam pemangkasan maka digunaka alat seperti parang atau dodos
yang digunakan untuk memotong bagian yang diinginkan. Tanaman yang telah
dipangkas akan Nampak lebih bersih dan rapi. Kondisi ini akan memudahkan dan mengoptimalkan
pertumbuhan tanaman kelapa sawit terutama dalam mendapatkan sinar matahri
sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih optimal. Setelah tanaman kelapa sawit
selesai dipangkas, maka selanjutnya dapat dilakukan pemupukan. Pemupukan
dilakukan dengan membersihkan laha terlebih dahulu dari rerumputan yang tumbuh
liar hingga sekitar lahan pertanaman menjadi bersih dan penyerapan unsur hara
ataupun pupuk yang diberikan dapat optimal.sebelum dilakukan pengapikasian,
dilakukan pembuatan parit terlebih dahulu atau piringan yang berfungsi untuk meletakkan
pupuk. Pembuatan parit atau piringan ini dilakukan sedalam 10 – 15 cm dengan
bentuk melingkari tanaman kelapa sawit dengan diameter lingkaran 1 – 1,5 meter.
Pupuk yang diaplikasikan terdiri dari pupuk N, P, dan K. pupuk diaplikasikan
dengan cara merata pada bagian piringan selanjutnya ditutup kembali dengan
menggunakan tanah. Penutupan ini bertujuan untuk mengurangi penguapan yang
terjadi ataupun leaching akibat hujan. Setelah ditutup dengan tanah selanjutnya
dilakukan penyiraman dengan menggunakan air dengan tujuan agar pupuk yang
diaplikasikan dapat meresap dan mudah diperoleh oleh akar tanaman kelapa sawit.
Lahan atau areal pertanaman yang telah dilakukan pemangkasan dan pumupuna kana
tampak lebih rapid an bersih sehingga pertumabahan tanaman dapat lebih optimal
dan produksi yang dihasilkan meningkat.
Pemupukan merupakan
kegiatan yang sangat penting dalam menunjang produksi suatu tanaman terutama
tanaman kelapa sawit. Dalam pemupukan kelapa sawit terdapat beberapa jenis
pupuk yang dapat diapikasikan sesuai dengan kebutuhan kelapa sawit yang
dibudidayakan. Jenis
pupuk untuk kelapa sawit dapat berupa pupuk tunggal, pupuk campuran, pupuk majemuk, dan pupuk organik.
Pemilihan jenispupuk, disarankan agar hati-hati karena banyak beredar di
pasaran berbagai bentuk dan komposisi hara. Berbagai jenis pupuk diuraikan
sebagai berikut :
a.
Pupuk tunggal merupakan pupuk yang mengandung satu jenishara utama.
Pupuk tunggal yang dipergunakan perkebunan kelapa sawit dalam memenuhi kebutuhan hara makro bagi
tanaman kelapa sawit.
b.
Pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung beberapa unsur hara yang dikombinasikan dalam satu
formulasi.
Pada dasarnya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman kelapa sawit. Keuntungan penggunaan pupuk majemuk adalah semua unsur hara utama diaplikasikan dalam satu rotasi pemupukan. Selain itu, penggunaan
pupuk majmuk dalam pemupukan kelapa sawit dapat menghemat dan mengiefisiensikan
waktu serta baiaya pengeluaran.
Dalam pemeliharaan
tanaman kelapa sawit, kegiatan pemupukan harus dilakukan sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Menurut Kiswanto (2010) menyatakan bahwa dosis yang
digunakan pada pertanaman kelapa sawit harus sesuai dengan ketersediaan unsur
hara dalam tanah dan yang mampu diserap oleh tanaman. Pupuk harus tersedia pada waktu yang
ditentukan, sehingga keberadaannya tidak menjadikan suatu hambatan bagi tanaman yang akan dipupuk. Adapun waktu yang terbaik untuk melakukan pemupukan adalah pada saat musim penghujan,
yaitu pada saat keadaan tanah berada dalam kondisi sangat lembab, tetapi tidak sampai tergenang air. Dengan demikian, pupuk
yang diberikan dimasing-masing tanaman dapat segera larut dalam air, sehingga lebih cepat diserap oleh akar tanaman. Jumlah
air tanah yang sangat baik untuk melarutkan pupuk adalah sekitar 75% dari kapasitas lapang. Hal ini dapat dicapai jika sehari sebelumnya telah terjadi hujan sebanyak sekitar 20 mm
serta pada bulan-bulan sebelumnya tidak terjadi defisit air. Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil,
namun >60 mm/bln. Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.
a. Pupuk dolomit dan Rock Phosphate (RP) diusahakan diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki
kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP/KCl danurea/ZA.
b. Jarak waktu penaburan dolomit/RP dengan urea/ ZA
minimal 2minggu.
c. Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu dua
bulan.
Pemupukan dilakukan 2 - 3 kali tergantung pada
kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur kondisi tanaman. Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu dilakukan dengan
frekuensi yang lebih banyak. Frekuensi pemupukan yang tinggi mungkin baik bagi tanaman, namun tidak ekonomis dan mengganggu
kegiatan kebun lainnya.
Menurut Syahputra (2011), menyatakan bahwa pemeliharaan tanaman kelapa sawit terdiri
dari pemangkasan atau penunasan. Pemangkasan kelapa sawit yang dilakukan dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu:
1. Pemangkasan pasir atau pemangkasan pendahuluan
yang dilakukan pada saat tanaman berumur 10 – 20 bulan dengan maksud untuk
membuang daun – daun kering dan buah – buah pertama yang berukuran kecil atau
buah yang busuk. Alat yang digunakan adalah sejenis linggis bermata lebar dan
tajam yang disebut dodos (chiles).
2. Penunasan
produksi, dilakukan pada saat tanaman berumur 20-28 bulan dengan memotong
daun-daun tertentu untuk persiapan panen dengan menggunakan alat dodos karena
tanaman masih pendek. Jenis daun yang dipangkas adalah songgo dua, yaitu daun
yang tumbuhnya saling menumpuk satu sama lain dan buah yang busuk.
3. Penunasan pemeliharaan, penunasan atau
pemangkasan yang dilakukan setelah tanaman berproduksi optimal dengan mebuang
daun-daun songgo dua sehingga pada saat pokok hanya terdapat daun sejumlah
28-54 helai. Sisa potongan daun harus pendek yang maksimal. Pelaksanaan
dilakukan bersamaan dengan panen atau waktu tertentu bila pada mahkota pokok
terdapat jumlah daun yang melebihi ketentuan. Jenis alat yang digunakan adalah
egrek (sabit bertangkai panjang).
Sedangkan untuk
pemangkasan berdasarkan umur dari tanama kelapa sawit dapat dibedakan menjadi :
a.
Penunasan Pasir
Selama masa TBM hingga 6 (enam) bulan sebelum
panen pertama, tidak dibenarkan melakukan pekerjaan tunas apapun. Prinsip tunas pertama (tunas pasir) adalah
hanya membuang pelepah- pelepah tua dan kering. Oleh karena itu selama satu
siklus hidupnya hanya sekali saja pekerjaan tunas pasir ini. Caranya :
·
Seluruh pelepah-pelepah tua dan kering dibuang, sedangkan pelepah
diatasnya dibiarkan.
·
Pelepah dipotong rapat ke pangkal dengan memakai dodos kecil (mata
dodos 7-8 cm) atau arit kecil, kemudian pelepah-pelepah tersebut dikeluarkan
dari piringan dan disusun di gawangan mati.
·
Sesudah pekerjaan tunas pasir selesai hingga masa tunas selektif,
maka dilarang keras memotong pelepah untuk tujuan apapun, kecuali untuk analisa
daun, inipun hanya dibenarkan mengambil anak daunnya saja.
b.
Penunasan Selektif
Dilakukan pada tanaman berumur 3 - 4 tahun
(TM), tergantung pada pertum-buhan pokok dengan tujuan mempersiapkan pokok
untuk dipanen. Suatu blok tanaman dapat mulai
ditunas selektif jika sekurang-kurangnya 40 % telah mempunyai tandan buah yang
hampir masak pada tinggi ± 90 cm dari tanah (diukur dari permukaan tanah ke
pangkal tandan tertua). Caranya:
·
Batas tunas adalah ditinggal 3 pelepah dibawah buah terendah atau
lazim disebut songgo 3.
·
Semua pelepah dibawah 3 songgo buah tersebut diatas supaya ditunas
secara timbang air keliling pokok.
·
Semua rumput-rumputan seperti pakis dan lain-lain yang tumbuh di
pokok sawit harus dicabut/dibersihkan.
·
Penunasan sisa pokok yang 60% lagi dilaksanakan 4 bulan kemudian,
sehingga semua pokok di blok tersebut akhirnya akan tertunas.
c.
Penunasan Periodik (Umum)
Dilakukan pada tanaman yang telah berumur
diatas 4 tahun dengan rotasi 9 bulan sekali.
Perencanaannya tiap tahun harus didasarkan pada rotasi terakhir di tahun
sebelumnya. Caranya :
·
Pada tanaman muda dan remaja (sampai 6 tahun), jumlah daun yang
aktif dipertahankan 48-56 pelepah atau dengan istilah songgo tiga. Sedangkan
untuk tanaman yang lebih tua ditinggal 40-48 pelepah atau dengan istilah songgo
dua.
·
Pelepah dipotong rapat ke batang dengan bidang tebasan
berbentuk tapak kuda yang membentuk
sudut 30o terhadap garis horisontal.
·
Satu rotasi tunas
harus selesai dalam jangka 9 bulan, sedangkan untuk satu
tahun : 1 1/3 rotasi.
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak
nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi
kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional
Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan
masyarakat, juga sebagai sumberdevisa negara. Hal ini menyebabkan tanaman kelapa
sawit harus dipelihara dengan baik agar dapat mencapai produksi yang tinggi.
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk menunjang produksi tanaman
kelapa sawit yaitu dengan cara melakukan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan
tanaman kelapa sawit merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan guna
untuk menunjang produksi yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit.
Pemeliharaan tanaman kelapa sawit pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi
cabang-cabang yang tidak produktif selain itu juga untuk mencegah penyebaran
hama dan penyakit yang dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan tanaman
kelapa sawit.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.
Kegiatan pemelihraan tanaman kelapa sawit meliputi kegiatan pemangkasan
dan pemupukan yang dilakukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman sawit agar
lebih optimal.
2.
Pemangkasan yang dilakukan yaitu pada cabang atau pelepah-pelah daun
yang kering dan terkena serangan hama penyakit dan pertumbuhannya sudah tidak
produkstif lagi.
3.
Kegiatan pemangkasan dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman sawit dan
pengoptimalan sinar matahari yang diperoleh.
4.
Alat yang digunakan dalam pemangkasan yaitu sabit, parang, ataupun
dodos.
5.
Pembuatan piringan dalam pemupukan berfungsi sebagai tempat untuk
meletakkan pupuk agar tidak mudah menguap ataupun tercuci.
5.2 Saran
Kegiatan praktikum acara pemeliharaan tanaman kelapa
sawit sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi, banyak mahasiswa yang tidak
aktif bekerja dikarenakan keterbatasan alat untuk memangkas. Untuk kedepannya
semoga menjadi bahan pertimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ichsan,C.N, Nurami, E,
Saljuna. 2012. Respon Aplikasi Dosis
Kompos Dan Interval Penyiraman Pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis
Guineensis Jacq.). Agrista, 16
(2) : 94-106.
Kiswanto, Jamhari Hadi
Purwanta, dan Bambang Wijayanto. 2010. Teknologi
Budidaya Kelapa Sawit. Lampung : Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Lubis, Rustam Effendi dan Agus Widanarko. 2009. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta : P.T AgroMedia.
Nizam, Khairun and Sompong Te-Chato.
2012. In Vitro Flowering And Fruit Setting Of Oil Palm Elaeis
Guineensis Jacqmarlina. Agricultural
Technology, 8(3): 1079-1088.
Nurahmi, E., Nurhayati, dan Ulfa. 2010.
Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elais
guineensis Jacq) Pada Berbagai Komposisi Media Tanam Dan Konsentrasi Pupuk
Daun Seprint. Agrista, 14(3):
100-104.
Razali,
Mohd. Hudzari, Abdul Ssomad M.A. Halim and Asyazili Roslan. 2012. A Review on
Crop Plant Production and Ripeness Forecasting. Agriculture and Crop Sciences, 4(2): 54-63.
Sasongko, Purnomo Edi.
2010. Studi Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kelapa Sawit di Kabupaten
Blitar. Pertanian Mapeta, 12(2):
72-144.
Syahputra, Edy, Sarbino, dan Siti Dian. 2011. Weeds Assessment di Perkebunan Kelapa
Sawit Lahan Gambut. Perkebunan dan Lahan Tropika, 1(1): 37-42.
Vijayarathna, Soundararajan, Subramanion L. Jothy, Kwan
Yeut Ping, Lachimanan Yoga Latha, Nadras Othman and Sreenivasan Sasidharan.
2012. In Vitro Antioxidant Activity and Hepatoprotective Potential Of Elaeis
Guineensis Leaf Against Paracetamol Induced Damage in Mice. Chemical Engineering and Applications,
3(4): 293-296.
Yahya, Zuraidah, Aminuddin Husin, Jamal Talib, Jamarei
Othman, Osumanu Haruna Ahmed and Mohamadu Boyie Jalloh. 2010. Oil Palm (Elaeis
guineensis) Roots Response to Mechanization in Bernam Series Soil. Applied
Sciences, 7(3): 343-348.
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium
Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!
BalasHapus✅ BONUS TURN OVER 0.3%
✅ BONUS REFFERAL 15%
✅ WIN RATE GAME 96,9%
✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK
Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
WHATSAPP +62 821-4331-1663
Link Alternatif :
- www.marioqq88. com
- www.marioqq88. net